Tragedi gempa 30 sep 2009










Pada tanggal 30 september 2009, sepulang kerja saya dan ke 2 teman saya berniat tuk lari-lari sore ke pantai tepat dibelakang kos an kami. Jam menunjukkan pukul 04.30 WIB. Tanpa ada rasa curiga atau khwatir kami pun mulai berlari kearah pantai.

Tiba-tiba ditengah perjalanan, terasa seperti ada goyang2,,kami pikir ohh gempa,,
karena dah terbiasa dengan adanya gempa di padang jadi kami tidak merasa kwatir lagi,,paling cuma berguman gempa lagi,,,,,!!!!
kami terus melanjutkan lari,,dan tiba2 mesjid yang berada di pinggir jalan tersebut tiba2 runtuh,,kerena goncangan gempa yang semakin kuat.
setelah melihat dan merasakan goncangan semakin kuat kami beserta orang-orang sekitar mulai panik dan berlarian ga jelas arah.

Ditambah lagi jalan yang kami jalani retak, dan dari dalam tanah keluar air, kami pun semakin panik dan lari sekuat kami bisa tuk menjauhi pantai yang sudah didepan mata, trauma akan adanya tsunami.
semakin kami lari,, perasaan takut semakin besar..!! belum lagi disepanjang jalan bangunan-bangunan
yang bertingkat satu persatu berjatuhan, akibat goncangan gempa yang terjadi, memang gempa terjadi hanya kurang lebih 2 menit, berkekuatan 7.6 SR (diketahui beberapa jam setelah gempa) dan diralat lagi bahwa gempa tersebut berkekuatan 7.9 SR. tapi cukup membuat trauma yang berkepanjangan buat orang-orang yang merasakannya termasuk kami.
Mungkin semua tak sadar, semua tak tau, semua tidak ada persiapan,, yang kami tau hanya lari,,,lari,,,lari,, dan lari,,,!! berusaha menyelamatkan diri. yang walapun sebagian bukannya selamat justru ada yang tabrakan mungkin dikarenakan panik, sepanjang jalan macet total, oleh manusia- manusia yang ingin menyelamatkan diri, oleh kenderaan2, oleh bgunan2, tiang2 listrik,telepon yang roboh menghambat sebagian jalan.
air mata, keringat,membasahi seluruh tubuh kami. Belum lagi hari semakin gelap, listrik telah padam akibat gempa, jaringan komunikasi terputus, sepanjang jalan orang2 berteriak minta tolong, berdoa..menangis,, dan lari..
Setelah sekian jauh kami lari, sampai juga disebuah lapangan yang katanya tempat pengungsian. Kami pun terduduk lemah di lapangan tersebut.
sebenar,y setelah sekarang diingat lagi ada lucunya juga..dilapangan tersebut kami melihat banyak orang2 yang aneh, contoh,y: mungkin sangking paniknya ada orang yang lari dengan menggunakan handuk saja dan gayung ditangan(mungkin gempa terjadi saat ia masih mandi :))
ada lagi yang lari cantik2 tapi ga pake sendal, dan kakinya jorok bangat berlumpur, ada juga yang lari sambil nangis2 tapi masih sempat2nya bawa-bawa boneka, dll lagi lah yang mungkin ekpresi orang
kalau sedang panik. Untung kami udah ganti baju saat mau lari2 ke pantai jadi stelan kami pas lah, menggunkan pakaian olah raga + sepatu olah raga juga jadi memang pas untuk lari-lari walaupun judulnya lain lari untuk menyelamatkan diri..hehehe

Tapi itu hanya sedikiiittt sisi lucunya itu pun terasa baru sekarang setelah kondisi sudah mulai agak normal atau tidak ada lagi gempa susulan lagi.

Karena malam semakin gelap listrik juga padam, orang 2 yang ada dilapangan tadi juga kami balik ke rumah atau kos an masing2 mungkin untuk melihat situasi rumah, atau mungkin juga seperti kami yang balik ke kos an mengambil barang2 seperlunya, setelah itu lari lagi mencari tempat pengungsian yang intinya jauh dari laut. Berbekal lilin seadanya kami pun masuk kos an, yg dalamnya hancur berantakan.

Kami mengambil barang2 seperlunya dan kemudian lari lagi ke tempat yg jauh dari laut “sawahan dalam” lama kami menunggu kenderaan yg lewat dipinggir jalan tpi tak satu pun yg mau berhenti dan membawa kami ikut beserta mereka., semua pada ngebut mungkin untuk menyelamatkan diri atau keluarga masing2.

Sampai jam 9 mlm kami masih berdiri dijalanan yang sudah mulai agak sepi, hingga lewat teman satu kantor yg kebetulan melihat kami, kami pun diajak kekantor untuk kemudian diantar ke sawahan dengan menggunakan mobil salah satu manager yang kebetulan masih ada dikantor. Kami pun diantar ke sawahan kosanya teman satu kantor juga, disana kami ngumpul bersama orang2 yang satu kos dengan teman kami tersebut, kami tidur di teras rumahnya yang hanya beralaskan tikar. Belum ada yang berani untuk tidur di dalam rumah, meskipun tengah malam hujan deras, gelap gulita karena listrik padam total semua bertahan diteras rumah masing2, kami tidur dengan perasaan was-was takut akan terjadi gempa susulan lagi,, semalaman kami tidur kedinginan, hujan deras, tidak ada listrik, selimut, saat itu serasa dunia akan berakhir.

Hingga pagi harinya kami beserta orang-orang lainnya belum ada yang berani untuk keluar kemana2 semua lebih memilih kumpul bersama dengan saudara2 yang mereka cintai. Sebenarnya hari itu kamis adalah hari kerja, tpi pagi2nya ada berita bahwa hari kamis tgl 1 okt padang sekitarnya diliburkan dari kagiatan sekolah, kerja. Karena banyak gedung-gedung perkantoran, sekolahan yang roboh.

Hari pertama pasca gempa, semua kegiatan lumpuh total, apalagi perekonomian,, yang jualan tidak ada sama sekali, jadi selama 2 hari pasca gempa kami hanya makan mie instan kadang pake nasi yang dimasak dan abon sisa dari belanja kemaren-kemaren sebelum gempa, sepanjang jalan orang-orang rame ada yang melihat proses evakuasi mencari keluarga2 mereka yang mungkin tidak ketemu dibawah reruntuhan gedung2 atau rumah,,! Ada yang hanya melihat-lihat proses evakuasi tersebut, antara penasaran, takut, berkumpul melihat kejadian tersebut.

Suara tangis terdengar dimana2, hal itu terasa sampai hampir seminggu. Berbagai bantuan pun berdatangan baik yang berupa materi atau pun moril. Para relawan2 dari segala penjuru datang untuk membantu, pagi, siang sore malam, proses evakuasi terus berlangsung tanpa kenal lelah.

Hingga 1 minggu kemudian, untuk sementara proses evakuasi tersebut dihentikan karena diduga tidak akan ada lagi korban selamat dibawah reruntuhan bangunan2 tersebut.

Semua terasa cepat, kota padang-pariaman yang dulu indah berubah menjadi kota yang penuh dengan duka bagi para korban. Bahkan kami yang masih selamat masih merasa trauma, sehingga sedikit saja ada gempa semua berlarian keluar gedung takut kejadian 30 september itu terulang kembali.

Walapun sudah hampir 1 bulan kejadian itu, masih banyak gedung2 di kota kami ini yang belum tersentuh dari yang namanya evakuasi, reruntuhan bangunan2 tersebut masih sama seperti pertama kali rubuh akibat gempa.

Hingga saat ini kondisi padang sudah kembali normal, disana-sini sudah mulai diadakan perbaikan-perbaikan mulai listrik yang 1 miggu setelah gempa sudah nyala semua, air , jalan2 yang rusak, gedung2 yg roboh sudah mulai dibersihkan.

Kami selaku warga yang masih tinggal di padang, hanya bisa berdoa moga bencana itu tidak terulang lagi mari sama2 mendoakan biar semua yang terjadi menjadi yang terbaik buat kita semua.

Maaf jika ada kata2 saya yang salah, ini hanya curahan hati saya saat mengalami gempa, hanya sebagai kenang-kenangan buat saya,,walapun pasti kejadian ini tidak akan terlupakan. Trima kasih,,,

Read More......

"wELcoMe"

Selamat datang di blog sederhana saya…!!
Isi blog ini merupakan sebuah upaya saya untuk belajar menulis, bercerita, dLL. Yang isinya kadang serius, kadang cuma berisi hal sepele yang mungkin tidak berarti untuk ditulis di sini.
tapi ini lah ceritaku..!! yang membuat saya tidak akan lupa dengan setiap hal baru yang pernah saya temui, saya rasakan, agar tetap tau untuk selalu mengucap syukur pada-Nya. :)